Sabtu, 22 Juni 2013

TUGAS X

TUGAS KE- X
Ibu Sitti Rahmawati                     
FAKULTAS FARMASI
TUGAS X
BAHASA INDONESIA

DIANA SYAM MULIADI
150 2012 0131
W2

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013
FORUM UB

1.       Pada pertengahan bulan Juni 2005, Istri saya melahirkan dengan baik (walau dengan operasi caesar), bayi kami sehat tidak kurang suatu apapun, beratnya 3.150 Kg dengan panjang 49 Cm. Sekali lagi Kami sangat bahagia atas peristiwa ini. Kembali Segala saran-saran dokter (Dokter Anak: Prof. "R" di RS "A") kami laksanakan dengan baik, minum vitamin-vitamin, susu ibu menyusui, menjaga kesehatan makanan/perlengkapan makan, makan makanan bergizi, menjaga pantangan-pantangan dalam merawat bayi. Dan rutin melakukan Imunisasi.


2.       Disinilah mulai timbul bencana pada keluarga kami, pada saat anak/bayi kami berusia +/- 7 bulan, untuk kesekian kalinya kami datang untuk imunisasi, pada saat itu kami datang ke dr Anak kami Prof. "R" di RS "A" , namun pada saat itu beliau tidak masuk, diganti oleh dokter pengganti/wanita yang masih muda/mungkin dokter baru (namun saya lupa namanya). Begitu melihat jadwal pada buku RS anak saya, dokter tersebut langsung siap melakukan imunisasi terhadap anak saya, "hari ini imunisasi HIB ya ?!", saya & istri tahu bahwa imunisasi HIB tersebut salah satunya untuk mencegah radang Otak, makanya Istri saya sempat bertanya, "dok, seandainya imunisasi ini tidak dilakukan bagaimana ya ?!", lalu dokter pengganti tersebut menjawab dengan nada agak ketus, "apakah ibu mau, anak ibu jadi Idiot?! (sambil memperagakan tampang muka orang yang idiot dengan lidah dijulurkan keluar)". Karena begitu sayangnya kami dengan anak kami, sudah barang tentu kami tidak mau anakkami idiot, lagi pula saya saat itu berfikir demi kesehatan anak kami tentulah kami menuruti apa kata dokter yang lebih tahu/berpengalaman dengan imunisasi tersebut. Lalu tanpa memeriksa dengan seksama kondisi anak kami dalam keadaan fit/tidak, dan perlu tidaknya imunisasi tersebut kembali diberikan kepada anak saya (karena sebelumnya pada saat berumur +/- 5 bulan anak kami telah pernah diberikan imunisasi HIB I) dokter pengganti tersebut langsung memberikan suntikan imunisasi HIB II kepada anak saya.

3.       Dua hari setelah pemberian imunisasi HIB yang kedua tersebut anak kami mengalami panas, lalu turun, panas lagi lalu turun ( 2 atau 3 hari sekali pasti mengalami panas ) dan anehnya panasnya hanya dikepala dan di pundak/leher serta di ketiak saja, badan/tangan dan kakinya tidak. Hal ini berlangsung +/- selama dua minggu, jika sedang panas, panasnya pernah sampai 40,6 derajat C. 

4.       Sewaktu di kantor saya sempat bertanya kepada rekan-rekan yang masih/pernah punya anak kecil mengenai panas anak saya, banyak diantara mereka yang bilang panas setinggi itu berbahaya, malah sebagian teman bilang anaknya panas "cuma" 38 derajat C saja sudah Step/kejang-kejang, namun sampai hari itu anak saya belum pernah Step/kejang-kejang, padahal panasnya beberapa kali sampai 40 derajat C, dan biasanya akan turun dengan sendirinya, paling-paling hanya rewel, susah tidur. Saya mulai Panik dan khawatir, takut jika anak saya tiba-tiba kejang/step di rumah. 


5.       Dan Saya mulai ke dokter, kebetulan di dekat rumah ada dokter Umum di RS. "D" (Berhubung waktu itu hari minggu tidak ada dokter Spesialis anak yang Buka). Dokter tersebut memberikan beberapa macam obat, ada yang syrup, ada yang serbuk. Setelah memakan obat-obatan tersebut selama 3 hari, anak kami masih belum membaik (panasnya masih naik turun), lalu kami ke RS "A" tempat dokter anak saya Prof. "R" dimana selain diberi obat-obatn juga disarankan untuk memeriksakan darah anak saya ke Lab. (waktu itu saya langsung periksakan anak saya ke Lab. "P" yang sudah berpengalaman), Karena setelah kami ketahui hasilnya "negatif/tidak ada penyakit" dan obat dari Prof. "R" di RS "A" juga belum efektif menyembuhkan panas anak saya, akhirnya saya membawa anak saya ke RS "B" Cikini (karena saya tahu di RS "B" ada ruang perawatan anak, jika memang anak saya perlu di rawat).




Penjelasan dan pnilaian saya :
Menurut saya  paragrap dari tulisan diatas sudah cukup baik dan bagus. Oleh sebab itu, saya tidak memperbaiki lagi penyusunan paragrapnya. Karena, dilihat dari sisi penulisan Dan durasi cerita sudah tersusun rapi. Dan si penulis menggunakan bahasa yang mudah di pahami untuk setiap kalangan pembaca. Hal ini yang sangat di butuhkan karena banyak sekali kalangan masyarakat yang membutuhkan informasi kesehatan yang menggunakan bahasa yang santai dan mudah dimengerti. Bukannya bahasa Ilmiah yang hanya kalangan orang-orang yang berpendidikan yang dapat paham maksud si penulis. Untuk itu penjelasan dan penilaian saya sudah cukup jelas mengenai paragraph diatas.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar