Sabtu, 22 Juni 2013

Rekayasa Genetika BIOSEL



REKAYASA GENETIKA

1.        Pengertian Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika adalah suatu teknik bioteknologi yang digunakan untuk mentransfer gen dari suatu organisme ke organisme lain untuk mendapatkan produk baru dengan cara membuat DNA Rekombinan.
DNA Rekombinan adalah DNA yang urutannya telah direkombinasikan agar memiliki sifat- sifat atau fungsi yang kita inginkan sehingga organisme penerimanya mengekspresikan sifat atau melakukan fungsi yang kita inginkan. Misalnya, kita membuat DNA rekombinan yang memiliki fungsi membuat insulin. DNA ini kemudian kita masukan ke dalam bakteri dengan harapan bakteri tersebut dapat menghasilkan insulin. DNA rekombinan dilakukan melalui penyisipan gen dengan plasmid sebagai vektornya/ “kendaraan pemindah”.
Adapun teknik pembuatan DNA rekombinan adalah sebagai berikut:
§  Teknik mengisolasi DNA;
§  Teknik memotong DNA dengan menggunakan enzim retriksi endonuklease;
§  Teknik menggabung/ menyambung DNA dengan menggunakan enzim ligase;
§  Teknik memasukkan DNA kedalam sel hidup (vektor)
§  Vektor berkembang dengan sisipan DNA yang direkayasa.
Dua komponen utama yang terlibat di dalam rekayasa genetika, yaitu plasmid dan enzim.
1)                  Plasmid
Plasmid adalah molekul DNA berantai rangkap dan berbentuk cincin. Plasmid ditemukan didalam sel bakteri dan dapat berbiak secara bebas, lepas dari kromosom induk. Dalam rekayasa genetika, plasmid berperan sebagai vektor (kendaraan) yang digunakan untuk mentransfer dan memperbanyak gen asing.
Keuntungan penggunaan plasmid adalah dapat di pindahkan dari satu sel ke sel yang lain, misalnya melalui cara transformasi. Ketika satu gen “asing” (biasanya diekstrak dari satu kromosom sel eukariotik) telah disisipkan ke dalam satu plasmid, ia akan bertindak seperti kendaraaan yang mengangkut gen ke dalam sel bakteri. Plasmid yang membawa gen tersebut siap di absorpsi dan di replikasikan oleh bakteri sehingga setiap anakan sel yang dihasilkan akan mewarisi gen- gen baru. Selanjutnya, setiap bakteri didalam kultur gen- gen akan menginstruksi, misalnya “hasilkan hormon insulin manusia”.
Adapun beberapa cara pemindahan DNA diantaranya adalah:
§  Konjugasi: pemindahan DNA dalam sel bakteri melalui kontak fisik antar kedua sel.
§  Transformasi: pengambilan DNA oleh bakteri dari lingkungan sekitarnya.
§  Transduksi: pemindahan DNA daribsatu sel ke sel lainnya melaui perantara

2)                  Enzim
Dalam rekayasa genetika dikenal dua macam bahan kimia yang berperan penting. Kedua macam bahan kimia tersebut adalah enzim pemutus (retriksi endonuklease) dan enzim perekat (ligase).
Enzim retriksi endonuklease merupakan enzim khusus dari bakteri yang berguna sebagai alat pertahanan tubuh. Misalnya untuk melawan DNA asing yang menyusup masuk, seperti yang berasal dari virus. Dalam dunia rekayasa genetika, enzim tersebut bertindak sebagai gunting biologi yang berfungsi untuk memotong/ menggunting rantai DNA pada tempat- tempat khusus. Enzim retriksi endonuklease memiliki dua keutamaan. Pertama, memiliki fungsi kerja spesifik. Dalam hal ini enzim mampu mengenal dan memotong urutan nukleotida tertentu pada DNA. Kedua, mampu menghasilkan potongan- potongan runcingketika memotong rantai ganda DNA. Fragmen- fragmen yang dihasilkannya adalah berupa ujung runcing (ujung lengket) yang terdiri atas untaian tunggal. Setiap ujung dari fragmen memiliki bagian yang menjorok dengan urutan basa yang dapat dikenali dan dipasangi oleh basa yang terletak di ujung untaian lainnya. Misalnya, ujung untaian tunggal dengan urutan basa AATT pada satu ujung dan TTAA pada ujung yang lain. Kedua fragmen tersebut dapat disambungkan sehingga membentuk satu untaian nukleotida lagi. Dalam hal ini, enzim ligase berfungsi untuk merekatkan dan mempersatukan fragmen- fragmen/ potongan- potongan DNA.

2.                  Teknik- teknik Rekayasa Genetika

a)      Teknik Plasmid Rekayasa Genetika
Melalui teknk plasmid dalam rekayasa genetika, para ahli dibidang bioteknologi dapat mengembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama dan penyakit, adaptif kekeringan dan kondisi tanah yang tidak subur, hewan transgenik dan lain- lain.
 
Gambar. Rekayasa genetika dengan plasmid bakteri



b)       Teknik Hibridoma
Teknik hibridoma adalah penggabungan dua sel dari organisme yang sama ataupun dari sel organisme yang berbeda sehingga menghasilkan sel tunggal berupa sel hibrid (hibridoma) yang memiliki kombinasi sifat dari kedua sel tersebut.
Contoh teknik hibridoma adalah pembuatan antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau sel klon yang hanya mengenal satu jenis antigen.
Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan menggunakan kelinci atau tikus. Langkah pertama adalah menginjeksikan antigen ke tubuh kelinci atau tikus percobaan, kemudian limpanya dipisahkan. Selanjutnya dilakukan peleburan sel- sel limpa dengan sel- sel mieloma (sel- sel kanker). Sekitar 1% dari sel limpa adalah sel plasma yang menghasilkan antibodi. Sedangkan 10% sel hibridoma akhir terdiri dari sel yang menghasilkan antibodi. Setiap sel hibridoma hanya menghasilkan 1 antibodi.Disini teknik seleksi dikembangkan untuk mengidentifikasi sel hibridoma, kemudian dilakukan pengembangan atau pengklonan berikutnya. Klon yang diperoleh dari hibridoma berupa antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal dapat disimpan beku, kemudian dapat diinjeksikan ke dalam tubuh hewan atau dibiakkan dalam suatu kultur untuk menghasilkan antibodi dalam jumlah besar.       

Gambar. Tehnik pembuatan antibodi monoklonal oleh Kohler dan Milstein
Kegunaan antibodi monoklonal:
ü  Para ilmuwan berharap dapat menggunakan antibodi monoklonal dalam pemgobatan kanker.
ü  Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin (HCG) dalam urine wanita hamil.
ü  Untuk mengikat racun dan menonaktifkannya, contohnya racun tetanus dan kelebihan obat digoxin dapat dinonaktifkan oleh antibodi ini.
ü  Mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil transplantasi jaringan lain.

a)      Teknik Terapi Genetik

Terapi gen diartikan sebagai upaya memperbaiki atau mengganti gen- gen yang menyebabkan suatu penyakit. Terapi ini dilakukan dengan mengganti gen- gen yang tidak dapat bekerja dengan salinan gen yang normal ke dalam sel. Pada pertengahan tahun 1990, terapi genetik untuk mengobati penyakit menurun dan kanker kulit ganas.
Para ahli berusaha melawan gen- gen perusak dalam inti sel itu dengan berbagai cara, upaya yang dirintis tersebut dikenal dengan terapi genetik. Sayangnya penemuan itu tidak segera dapat diterapkan. Dalam rekayasa genetika ada kode etik yang melarang keras percobaan ini pada manusia. Rekayasa ini dikhawatirkan disalahgunakan untuk mengubah gen pembawa sifat manusia, misalnya untuk membuat manusia super.
Namun para ahli tidak selamanya bersikap kaku sebab berbagai penyakit fatal memang susah disembuhkan kecuali dengan terapi genetik. Maka munculah pendapat tentang perlu adanya dispensasi. Dispensasi itu dikeluarkan oleh Komite Rekayasa Genetik Nasional Institut of Healt (NIH) di Amerika Serikat yang mengizinkan penerapan terapi genetik untuk dua jenis penyakit yaitu penyakit menurun yang sangat jarang seperti Adenosine Deaminase Deficiency (ADD) dan sejenis kanker kulit yang ganas.
ADD adalah kelainan yang menyebabkan penderitanya tidak memiliki daya tahan tubuh sama sekali. Kontak dengan kuman apapun akan menyebabkan kematian. Rusaknya kekebalan pada ADD terjadi akibat sel- sel darah tidak mampu memproduksi enzim Adenosine Deaminase (AD) yang diperlukan untuk membangun daya tahan tubuh.
b)      Teknik Kloning

Kloning berasal dari kata Yunani kuno, clone yang berarti ranting atau cangkokan. Dalam bahasa Inggris, clone (klona) digunakan untuk menyebut sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa proses seksual. Istilah clone (klona) pertama diusulkan oleh Herbert Webber  pada tahun 1903. Kloning dapat dilakukan dengan transfer gen, transfer embrio dan transfer inti. Organisme hasil kloning akan memiliki salinan genetika yang sama persis dengan makhluk hidup yang lain.
1.      Transfer Gen
Kloning ini dilakukan dengan menyisipkan potongan gen yang dikehendaki dari suatu spesies lain sehingga spesies ke spesies lain sehingga spesies yang di klon tadi akan memiliki sifat tambahan sesuai dengan gen yang telah di sisipkan ke dalam sel tubuhnya.
2.      Transfer Embrio
Transfer embrio ini dilakukan dengan jalan mengambil ovum kemudian membuahinya dengan sperma, setelah terjadi zigot yang akan berkembang menjadi embrio, embrio- embrio  ini di transfer atau ditanam dalam rahim individu betina sampai lahir menjadi individu dewasa.
3.      Transfer Inti
Prinsip dari transfer inti yaitu dengan memasukkan inti sel (nukleus) dari satu spesies ke dalam sel spesies lain yang sebelumnya inti selnya telah dibuang atau dikosongkan.
Pada tahun 1952, Robert Brigs dan Thomas J. King (AS) mencoba teknik kloning pada katak. Sepuluh tahun kemudian (1962), John B. Gurdon juga mencoba teknik kloning pada katak, namun prcobaannya menghasilkan banyak katak yang abnormal atau cacat. Gurdon kemudian menyempurnakan percobaannya sehingga menghasilkan banyak katak yang tumbuh normal dan berkembang menjadi dewasa.
Pada tahun 1986, Steen Wikkadsen (Inggris) mengklona sapi dengan tujuan komersial dengan metode transfer inti. Ia bekerja sama dengan Lembaga Grenada Genetics.
Pada tahun 1996, Ian Wilmut mengklona domba. Ia menggunakan sel kelenjar susu domba finn dorset sebagai donor inti dan sel telur domba blackface sebagai resipien. Sel telur domba blackface dihilangkan intinya dengan cara mengisap nukleusnya keluar dari sel menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjar susu domba finn dorset difusikan dengan sel telur blackface yang tanpa nukleus. Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan dan kemudian dipindahkan ke rahim domba blackface. Kemudian embrio berkembang dan lahir dengan ciri- ciri sama dengan finn dorset. Domba hasil kloning ini diberi nama Dolly. Dolly disuntik mati pada tanggal 14 februari 2003 karena menderita penyakit yang sulit disembuhkan.
Perlu diperhatikan bahwa Wilmut melakukan 277 percobaan kloning dan dari sekian banyak percobaan, hanya 29 yang berhasil menjadi embrio domba yang dapat ditransplantasikan ke rahim domba, dan hanya satu yang menjadi domba normal. Dengan demikian, tingkatkeberhasilan kloning domba masih sangat rendah (Purves et al. 2004).
Gambar. Teknik cloning yang dilakukan untuk menghasilkan domba Dolly


TUGAS VIII

TUGAS KE- VIII
Ibu Sitti Rahmawati                                         
FAKULTAS FARMASI


TUGAS VIII
BAHASA INDONESIA





OLEH
DIANA SYAM MULIADI
150 2012 0141
W2


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013


Kemukakan pendapat (sikap) saudara secara tertulis terhadap pernyataan berikut dengan menggunakan kalimat efektif!
1.      Penguasaan ilmu dan teknologi banyak menentukan kemajuan bangsa Indonesia pada masa yang akan datang.
Ø          Menurut pendapat saya Penguasaan ilmu dan teknologi banyak menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa ke depan karena dalam pandangan Islam sendiri penguasaan ilmu dan teknologi sangat dianjurkan hal ini terbukti dengan banyaknya ayat-ayat al-qur’an maupun hadis Nabi SAW. Yang menganjurkan untuk menguasai iptek dan juga dibuktikan ayat al-Quran yang pertaama turun adalah perintah iqra’, perintah ini mengandung arti yang sangat luas yaitu membaca segala hal yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Ilmu Pengetahuan dan teknologi adalah suatu bagian yang tak lepas dari kehidupan manusia dari awal peradaban sampai akhir dari segala akhir kehidupan manusia. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang seiring perkembangan peradaban manusia di dunia.
Oleh karena itu saya setuju apabila Ilmu dan teknologi akan menjadi penentu majunya bangsa Indonesia dimasa akan datang. Karena, ditinjau dari ilmu pengetahuan yang sangat mempengaruhi wawasan dan gagasan generasi muda Indonesia di iringi juga teknologi yang menjadi panduan era globalisasi modern di masa kini dan masa yang akan datang.

2.      Ketidakcermatan berbahasa seseorang merupakan gambaran dari ketidakcermatan pikirannya.
Ø       Menurut saya “Bahasa yang digunakan seseorang mencerminkan pribadinya”
Contoh sederhana bisa kita lihat sendiri kalau bahasa Indonesia di kalangan remaja sangatlah buruk. Banyak sekali kata-kata yang berubah seperti, dari kamu menjadi loe, ko atau elu, aku menjadi gue atau gw dan ada juga kata-kata yang diambil dari bahasa inggris seperti, “oh my god” atau lebih popular dengan “OMG”.  Memanglah sangat memperihatinkan jika kita pikir kalau kalangan remaja saat ini jarang sekali yang menggunakan kata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seharusnya, kita bangga menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa mencerminkan kepribadian bangsa itu sendiri. Jika kita sebagai kalangan remaja enggan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka itu akan mencerminkan bahwa kalangan remaja Indonesia saat ini mempunyai kepribadian yang bisa di kategorikan bahasa dan bersikap buruk.
Saran saya untuk remaja Indonesia, janganlah malu untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika kita berkomunikasi dengan sesama. Kita harus bangga mengunakan bahasa kita. Karena itu mencerminkan bangsa kita !! Menurut saya, masyarakat Indonesia belum menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dan mereka lebih memilih menggunakan bahasa daerah mereka. Oleh karena itu orang luar sudah dapat menilai pola pikir remaja Indonesia kurang baik karena dinilai dari berbahasanya saja yang tidak baik dan benar.

3.      Sikap seseorang yang kadang-kadang berbeda pendapat dengan orang lain tidak boleh diartikan egoistis
Ø  Saya setuju dengan pernyataan diatas. Karena menurut saya Penyebab Terjadinya Konflik tersebut adalah karena Setiap orang memiliki persepsi dan pendapat yang berbeda satu sama lain. Oleh sebab itu, di dalam suatu musyawarah kadang terjadi konflik. Karena setiap karakter setiap orang yang berbeda-beda menjadi suatu alasan kenapa setiap pendapat yang keluar dari setiap orang juga berbeda. Makanya, kita tidak boleh mengartikan pendapat yang berbeda itu diartikan sebagai egoistis .

Dari pandangan saya, Munculnya konflik dalam sebuah organisasi tidak selalu bersifat negatif. Konflik bisa dijadikan alasan untuk mengadakan perubahan dalam keorganisasian. Perubahan ini dapat terjadi apabila manajer mengadakan evaluasi terhadap perbedaan pandangan antar elemen-elemen organisasi. Evaluasi ini bisa menimbulkan berbagai kesimpulan dan ditemukannya cara-cara baru untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul akibat dari konflik yang terjadi. Penemuan cara-cara baru ini dapat memperbaiki pengambilan keputusan. Apabila konflik yang ada bisa dikembangkan menjadi hal tadi maka munculnya konflik bisa berdampak positif terhadap musyawarah.

4.      Pengalaman seorang anak pada masa kecilnya memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dirinya masa dewasanya
Ø  Menurut saya memang benar apabila sebuah pengalaman akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dirinya pada masa dewasa. Karena apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial dimasa mendatang. Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan. Faktor emosianal ini bisa diartikan sebagai rasa trauma terhadap pengalaman-pengalam buruk yang pernah dialami. Ini lah menjadikan alasan mengapa saya setuju dengan pernyataan sebuah pengalaman mempengaruhi masa pertumbuhan menuju dewasa.
               
5.      Gagasan pembangunan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang sederhana sehigga mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Ø  Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.

Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh rakyat Indonesia. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa sederhana dengan memperhatikan sejauh mana pemahaman oleh rakyat Indonesia terhadap gagasan pembagunan yang akan dilakukan. Karena setiap wawasan rakyat Indonesia berbeda-beda pemahamannya. Alangkah lebih baiknya bila menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti baik di kalangan atas apalagi rakyat yang berada di kalangan bawah yang pemahaman bahasanya masih rendah.

TUGAS X

TUGAS KE- X
Ibu Sitti Rahmawati                     
FAKULTAS FARMASI
TUGAS X
BAHASA INDONESIA

DIANA SYAM MULIADI
150 2012 0131
W2

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013
FORUM UB

1.       Pada pertengahan bulan Juni 2005, Istri saya melahirkan dengan baik (walau dengan operasi caesar), bayi kami sehat tidak kurang suatu apapun, beratnya 3.150 Kg dengan panjang 49 Cm. Sekali lagi Kami sangat bahagia atas peristiwa ini. Kembali Segala saran-saran dokter (Dokter Anak: Prof. "R" di RS "A") kami laksanakan dengan baik, minum vitamin-vitamin, susu ibu menyusui, menjaga kesehatan makanan/perlengkapan makan, makan makanan bergizi, menjaga pantangan-pantangan dalam merawat bayi. Dan rutin melakukan Imunisasi.


2.       Disinilah mulai timbul bencana pada keluarga kami, pada saat anak/bayi kami berusia +/- 7 bulan, untuk kesekian kalinya kami datang untuk imunisasi, pada saat itu kami datang ke dr Anak kami Prof. "R" di RS "A" , namun pada saat itu beliau tidak masuk, diganti oleh dokter pengganti/wanita yang masih muda/mungkin dokter baru (namun saya lupa namanya). Begitu melihat jadwal pada buku RS anak saya, dokter tersebut langsung siap melakukan imunisasi terhadap anak saya, "hari ini imunisasi HIB ya ?!", saya & istri tahu bahwa imunisasi HIB tersebut salah satunya untuk mencegah radang Otak, makanya Istri saya sempat bertanya, "dok, seandainya imunisasi ini tidak dilakukan bagaimana ya ?!", lalu dokter pengganti tersebut menjawab dengan nada agak ketus, "apakah ibu mau, anak ibu jadi Idiot?! (sambil memperagakan tampang muka orang yang idiot dengan lidah dijulurkan keluar)". Karena begitu sayangnya kami dengan anak kami, sudah barang tentu kami tidak mau anakkami idiot, lagi pula saya saat itu berfikir demi kesehatan anak kami tentulah kami menuruti apa kata dokter yang lebih tahu/berpengalaman dengan imunisasi tersebut. Lalu tanpa memeriksa dengan seksama kondisi anak kami dalam keadaan fit/tidak, dan perlu tidaknya imunisasi tersebut kembali diberikan kepada anak saya (karena sebelumnya pada saat berumur +/- 5 bulan anak kami telah pernah diberikan imunisasi HIB I) dokter pengganti tersebut langsung memberikan suntikan imunisasi HIB II kepada anak saya.

3.       Dua hari setelah pemberian imunisasi HIB yang kedua tersebut anak kami mengalami panas, lalu turun, panas lagi lalu turun ( 2 atau 3 hari sekali pasti mengalami panas ) dan anehnya panasnya hanya dikepala dan di pundak/leher serta di ketiak saja, badan/tangan dan kakinya tidak. Hal ini berlangsung +/- selama dua minggu, jika sedang panas, panasnya pernah sampai 40,6 derajat C. 

4.       Sewaktu di kantor saya sempat bertanya kepada rekan-rekan yang masih/pernah punya anak kecil mengenai panas anak saya, banyak diantara mereka yang bilang panas setinggi itu berbahaya, malah sebagian teman bilang anaknya panas "cuma" 38 derajat C saja sudah Step/kejang-kejang, namun sampai hari itu anak saya belum pernah Step/kejang-kejang, padahal panasnya beberapa kali sampai 40 derajat C, dan biasanya akan turun dengan sendirinya, paling-paling hanya rewel, susah tidur. Saya mulai Panik dan khawatir, takut jika anak saya tiba-tiba kejang/step di rumah. 


5.       Dan Saya mulai ke dokter, kebetulan di dekat rumah ada dokter Umum di RS. "D" (Berhubung waktu itu hari minggu tidak ada dokter Spesialis anak yang Buka). Dokter tersebut memberikan beberapa macam obat, ada yang syrup, ada yang serbuk. Setelah memakan obat-obatan tersebut selama 3 hari, anak kami masih belum membaik (panasnya masih naik turun), lalu kami ke RS "A" tempat dokter anak saya Prof. "R" dimana selain diberi obat-obatn juga disarankan untuk memeriksakan darah anak saya ke Lab. (waktu itu saya langsung periksakan anak saya ke Lab. "P" yang sudah berpengalaman), Karena setelah kami ketahui hasilnya "negatif/tidak ada penyakit" dan obat dari Prof. "R" di RS "A" juga belum efektif menyembuhkan panas anak saya, akhirnya saya membawa anak saya ke RS "B" Cikini (karena saya tahu di RS "B" ada ruang perawatan anak, jika memang anak saya perlu di rawat).




Penjelasan dan pnilaian saya :
Menurut saya  paragrap dari tulisan diatas sudah cukup baik dan bagus. Oleh sebab itu, saya tidak memperbaiki lagi penyusunan paragrapnya. Karena, dilihat dari sisi penulisan Dan durasi cerita sudah tersusun rapi. Dan si penulis menggunakan bahasa yang mudah di pahami untuk setiap kalangan pembaca. Hal ini yang sangat di butuhkan karena banyak sekali kalangan masyarakat yang membutuhkan informasi kesehatan yang menggunakan bahasa yang santai dan mudah dimengerti. Bukannya bahasa Ilmiah yang hanya kalangan orang-orang yang berpendidikan yang dapat paham maksud si penulis. Untuk itu penjelasan dan penilaian saya sudah cukup jelas mengenai paragraph diatas.